https://jayapura.times.co.id/
Berita

Bekarang Jadi Sorotan Ditengah Upaya Jaga Ekosistem Laut di Larantuka

Senin, 14 Oktober 2024 - 09:43
Bekarang Jadi Sorotan Ditengah Upaya Jaga Ekosistem Laut di Larantuka Para pegiat dan pemerhati saat berdiskusi terkait Bekarang dalam melindungi ekosisitem laut di Larantuka, Flores Timur. (FOTO: Yosep Finus dan Jun Plue for TIMES Indonesia)

TIMES JAYAPURA, FLORES TIMUR – Tradisi Bekarang sudah lama melekat dalam kehidupan masyarakat Larantuka untuk mencari ikan dan biota laut saat air laut surut. Namun, hal itu menjadi sorotan ditengah upaya menjaga ekosistem laut di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Demikian dikatakan Kiston Diaz, Penggiat Bekarang Tradisional, Senin (13/10/2024).

Menurutnya, kesempatan itu digunakan orang-orang di Larantuka dan sekitarnya untuk turun bekarang. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak turun ke laut membawa ember, pisau nere (anyaman daun lontar berbentuk kerucut) dan alat pancing.

“Itu sepanjang malam mereka sibuk mencari siput dan kerang dicela-cela karang dan pasir. Kadang aktivitas ini justru menjadi ajang rekreasi bersama keluarga dan teman-teman sekaligus mengumpulkan laukutnuk makan malam dirumah,” katanya.

Tambah Kiston, kebiasan ini kemudian mempengaruhi ragam kuliner masyarakat Larantuka yang selalu didominasi oleh makanan-makanan yang bersumber dari laut. Sebut saja Mudu (kuliner Larantuka dengan bahan dasar biota laut).

Namun aktivitas yang menyenangkan ini perlahan-lahan mengalami pergeseran. Akhir-akhir ini bekarang justru menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar khusus para nelayan, pemerhai lingkungan, dan pemerintah daerah.

Kegiatan ini berlangsung masif seperti mereka membawa besi panjang berujung runcing untuk menangkap gurita dengan membongkar bebatuan untuk melihat ikan yang terperangkap di genangan air yang justru ikan-ikan itu dilindungi. Tentu dengan cara-cara ini akan mengancam keberlangsungan ekosistem laut di Larantuka.

“Jadi dalam sebulan air laut akan surut jauh sebanyak dua kali dan itu semakin banyak masyarakat turun bekarang tak ada yang masuk hingga ke Daerah Perlindungan Laut (PDL),” ujarnya.

Anggota Pokmaswas Sandominggo yang juga Relawan BERGUNA Ignasius Diaz menyoroti dampak negatif praktik bekarang yang tidak terkendali terhadap terumbu karang dan biota laut yang rentan. Pihaknya mengapresiasi kepada FWF menegaskan komitmennya untuk terus menjaga kelestarian laut melalui edukasi dan program transparansi terumbu karang.

“Kita lihat aktivitas yang dulunya bagian dari keseharian kini bisa jadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan ilkim,”sebut Ignasius.

Ia menyampaikan, dengan kegiatan yang dilakukan dengan para komunitas-komunitas di Flores dan Lembata maka kesadaran ini untuk menyeimbangkan antara tradisi dan kelestarian lingkungan yang menjadi topik hangat yang dibahas.

“Kita berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya manjaga warisan budaya tanpa mengorbankan alam serta mari kita menjaga ekosistem laut kita di Larantuka,” terang Ignasius. (*)

Pewarta : Moh Habibudin
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jayapura just now

Welcome to TIMES Jayapura

TIMES Jayapura is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.