TIMES JAYAPURA, PACITAN – Kunjungan wisata buku di Perpustakaan Daerah Kabupaten Pacitan kembali digenjot untuk mendongkrak literasi masyarakat.
Tepat Hari Jadi ke-280 Pacitan ini, pengunjung tak sekadar berkeliling rak buku melainkan disuguhkan bazar bacaan yang menarik dan terbaru.
Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan, Amat Taufan (58), menegaskan bahwa perpustakaan memiliki peran vital dalam pendidikan dan pengarsipan sejarah.
“Perpustakaan adalah fondasi dasar bagi anak-anak penerus bangsa, terutama di era digital seperti sekarang,” ujarnya, Rabu (19/2/2025).
Salah satu strategi yang diusung untuk menarik minat baca adalah dengan mengadaptasi buku ke dalam film berbasis pendidikan. Dengan begitu, anak-anak bisa lebih mudah memvisualisasikan isi bacaan mereka.
Wisata buku ini berlangsung sejak 12 Februari hingga 25 Februari 2025 mendatang dengan kunjungan secara bergilir.
Salah satu pengunjung, Brilian (13), mengaku lebih suka membaca berita ketimbang buku fiksi. “Saya lebih suka membaca berita di majalah dan HP,” katanya. Ia pun lebih tertarik pada berita peristiwa terkini, terutama yang berkaitan dengan bencana alam.
Meski begitu, ia tetap membagi waktu antara membaca dan bermain gawai. “Lima puluh persen buat main, lima puluh persen buat baca dan mengerjakan tugas,” akunya.
Namun, minat baca yang rendah masih menjadi tantangan. Kepala Perpustakaan SMPN 1 Tegalombo, Bambang (43), menyebut bahwa generasi saat ini, yang sering disebut generasi stroberi, memiliki kemampuan literasi lebih rendah dibanding generasi sebelumnya.
“Anak-anak sekarang serba instan, malas baca buku tebal,” katanya, Rabu (19/2/2025).
Ia membandingkan dengan masa lalu, di era Soekarno, ketika membaca adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.Menurutnya, literasi tak sekadar membaca, tapi juga menulis dan mendongeng. Agar siswa lebih tertarik, ia menyarankan pemanfaatan sumber literasi digital yang lebih mudah diakses.
“Orang cerdas lahir dari kebiasaan membaca. Sebaliknya, orang yang malas membaca akan jauh tertinggal,” tegasnya.
Harapannya, melalui berbagai upaya ini, budaya literasi di Pacitan khusus bagi kalangan anak muda bisa kembali tumbuh. Sebab, meski tampak sederhana, kebiasaan membaca bisa membawa dampak besar bagi masa depan bangsa. (*)
Oleh: Siska Juliani, Mahasiswa Magang Non Kependidikan STKIP PGRI Pacitan.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dongkrak Literasi Masyarakat, Kunjungan Wisata Buku di Perpustakaan Pacitan Digenjot
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |